Selasa, 30 April 2013

POLA ALIRAN SUNGAI

Pola aliran sungai merupakan pola dari organisasi atau hubungan keruangan dari lembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang kering atau tidak dialiri sungai. Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan geomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian pola aliran sangat berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologis, batuan dan struktur geologi.
1.  Pola Aliran Dendritik
 
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.
 2.  Pola Aliran Radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular. 
 

3.  Pola Aliran Rectangular 

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
 

4, Pola Aliran Trellis 

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.
 
5.  Pola Aliran Sentripetal  
 
Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.
 

6.  Pola Aliran Annular 
 
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.

7.  Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)  
 
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.



Senin, 29 April 2013

LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar kita dan mempengaruhi setiap perkembangan hidup manusia. Menurut St. Munajat Danusaputra, lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan aktivitasnya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.  
Menurut Prof. Dr. Emil Salim Lingkungan Hidup adalah segala benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Menurut UU No.4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup, jumto UU No. 23 Tahun 1997, Pasal I bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya.
Menurut Prof.Dr.Otto Soemarwoto, Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Secara teoritis ruang itu tidak terbatas jumlahnya. Oleh karenanya matahari dan bintang termasuk didalamnya. Namun, secara praktis kita selalu memberi batas pada lingkungan itu.  Tingkah laku manusia juga merupakan salah satu bagian lingkungan kita. 
A.    Komponen Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup memiliki tiga unsur komponen dalam ekosistem yang berbeda, yaitu :
a.       Unsur Biotik (hayati)
Unsur biotik yaitu unsur yang terdiri atas segala makhluk hidup yang ada dipermukaan bumi seperti manusia, hewan dan tumbuhan bahkan jasad renik.
b.      Unsur Abiotik (non hayati/ fisik)
Unsur abiotik yaitu unsur yang terdiri dari semua benda-benda tak hidup yang berada didalam maupun dipermukaan bumi. Misalnya, batu, tanah, air, udara dan lainnya. fungsi unsur fisik didalam lingkungan sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan.
c.       Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya yaitu lingkungan sosial serta budaya yang dibuat oleh manusia untuk menyeimbangkan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan sosial dan budaya dapat berupa nilai moral, aturan serta norma yang berlaku pada setiap individu.

B.     Jenis-Jenis Lingkungan Hidup
Berikut ini beberapa jenis lingkungan hidup, yaitu:
1.      Lingkungan hidup alami
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan alam yang terdiri dari berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya. Komponen tersebut dapat berupa fisik, biologis maupun berbagai proses alamiah yang mampu menentukan kemampuan dan fungsi ekosistem dalam mendukung kehidupan. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat keanekaragaman  makhluk hidup yang sangat tinggi.
      Segala proses yang ada di lingkungan alami terjadi dengan sendirinya dan dalam keadaan tetap seimbang. Seperti jenis hutan primer yang belum pernah terkena campur tangan manusia.

2.      Lingkungan hidup binaan/buatan
Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup segala lingkungan yang dibuat manusia baik dibangun dengan bantuan teknologi sederhana maupun teknologi modern. Kebutuhan manusia yang cenderung selalu bertambah memaksa manusia untuk mengubah lingkungan yang ada menjadi hal yang dapat dimanfaatkan.
Lingkungan hidup binaan/buatan sifatnya kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu saja disesuaikan pada kebutuhan manusia. Dalam kehidupan lingkungan alami, tumbuhan memperoleh makanan secara alami namun hal ini tidak bisa terjadi secara terus menerus jika ketersediaan makanannya habis maka tumbuhan tersebut dapat mati. Oleh karena itulah lingkungan binaan di buat agar tetap bisa menjaga kondisi tumbuhan itu dengan cara memberi pupuk dan sebagainya. Namun, lingkungan binaan/buatan seperti ini pada akhirnya dapat merusak keseimbangan  serta kelestarian semua yang ada di lingkungan alam.
3.      Lingkungan hidup sosial
Lingkungan hidup sosial merupakan lingkungan yang terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Interaksi ini terjadi karena hubungan timbal balik baik antar individu, individu dengan masyarakat, individu dengan budaya maupun antarkelompok masyarakat. Selama proses sosial ini terjadi, pasti akan memunculkan berbagai macam aturan baik itu nilai maupun norma yang telah disepakati dan berlaku dimasyarakat. Aturan inilah yang nantinya akan mengatur pergaulan sesama manusia.
Hubungan antar individudan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung. Masyarakat ada karena terbentuk dari berbagai individu-individu. Sebaliknya, individu dapat hidup karena mendapat dukungan dari masyarakat.  Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku individu sebagai makhluk sosial.
A.    Peran Lingkungan Hidup

Sejak zaman dulu hingga sekarang, lingkungan hidup memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dalam hal ini tidak hanya manusia saja yang membutuhkan lingkungan namun juga hewan dan tumbuhan. Lingkungan yang sehat tentu akan membawa dampak baik bagi makhluk hidup. Selain sebagai tempat tinggal, lingkungan hidup juga digunakan untuk bertahan hidup seperti makan, minum, bernapas dan sebagainya. Semua hal tersebut tidak mungkin bisa terjadi tanpa ada lingkungan hidup.
Tumbuh-tumbuhan seperti biji-bijian, daun-daunan serta buahan dan sebagainya hanya bisa didapatkan dilingkungan hidup saja. Manusia makan biji-bijian, dauin-daunan serta buah-buahan seperti beras, jagung, sayur mayur, dan sebagainya agar dapat bertahan hidup. Karena itulah lingkungan sangat dibutuhkan oleh manusia dan mkhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, sebagai makhluk tetinggi yang diciptakan Tuhan, hendaknya manusia dapat menjaga bahkan melestarikan lingkungan hidup agar dapat dinikmati hingga nanti. Namun sayangnya, manusia sekarang telah banyak mencemari lingkungan akibat kemajuan teknologi dan informasi serat keingin tahuan manusia yang semakin banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga lingkungan hidup menjadi rusak dan mengacaukan keseimbangan alam.
 

Jumat, 19 April 2013

TSUNAMI


 

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.